PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (kode saham: WSKT) telah menyelesaikan pekerjaan 2 diantara 12 proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah dibangun yaitu proyek Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 dan Multi-Utility Tunnel-01 (MUT) atau terowongan multi utilitas yang berada dibawah tanah.
SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita mengatakan, dengan selesainya pekerjaan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 sepanjang 4,45 km ini telah lengkap dukungan konektivitas jalan untuk menuju Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
“Waskita juga telah menyelesaikan pekerjaan proyek MUT 100%. Terowongan ini dibangun di bawah permukaan tanah dan jalanan kota di mana semua kabel listrik, pipa-pipa atau jaringan optik dikumpulkan. dengan begitu IKN bebas kabel dan jaringan yang bergelantungan maupun ditanamkan di tanah yang tidak tertata dengan baik,” jelas Ermy.
Dengan mengusung konsep “Future Smart Forest City of Indonesia” pembangunan IKN sangat memperhatikan aspek lingkungan demi keberlanjutan ekosistem alam. Diperkirakan akan ada lebih dari 75% kawasan IKN yang merupakan ruang hijau, sedangkan 25% sisanya akan digunakan sebagai lahan pembangunan.
Sebagai informasi, saat ini Waskita mengerjakan 12 proyek IKN dengan total nilai kontrak mencapai Rp13,6 triliun dan untuk porsi Waskita sendiri sebesar Rp7,5 triliun.
Per 2 Mei 2024, progres 12 proyek IKN garapan Waskita mengalami percepatan dari Januari lalu. Dengan rincian, Saluran Utilitas Terpadu (MUT) – 01 mencapai 100%, Jalan Logistik Lingkar Sepaku Segmen 4 mencapai 100%, Jalan Tol IKN Segmen 5A mencapai 84,45%, Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung mencapai 80,99%, Jalan Feeder IKN mencapai 72,85%, Kementerian Koordinator 3 mencapai 64,14%, Kementerian Koordinator 4 mencapai 62,49%, Rumah Susun ASN 3 mencapai 33,40%, IPAL 123 mencapai 27,09%, Jalan Nasional IKN Seksi 6C-1 mencapai 16,40%, Jalan Akses Bandara VVIP IKN mencapai 11,77%, dan Jalan Tol Segmen 3B-2 mencapai 5,70%.
Sektor infrastruktur masih berpotensi mengalami pertumbuhan seiring dengan kebutuhan infrastruktur yang masih tinggi di Indonesia dan untuk mendukung pembangunan serta pertumbuhan ekonomi nasional.
“Perseroan berharap dengan pembangunan infrastruktur yang kami bangun itu bukan sekedar pembangunan fisik saja, namun juga berdampak terhadap ekonomi. Seperti contoh peran jalan tol sebagai konektivitas dapat terhubung ke kawasan pariwisata, kawasan industri dan semua kawasan yang secara ekonomi memiliki dampaknya. Selain itu juga dapat memicu berkembangnya kawasan-kawasan ekonomi baru dengan adanya pembangunan infrastruktur,” tutup Ermy.