PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (kode saham: WSKT) terus melakukan percepatan Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B. Proyek yang diinisiasi oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini sesuai dengan implementasi masterplan yang tertuang dalam Perpres 55 Tahun 2018 dan juga perencanaan loopline LRT Jakarta. Pembangunan ini menjadi solusi kemacetan dan polusi udara serta menjadikan layanan transportasi publik menjadi lebih terintegrasi.
Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B saat ini telah mencapai milestone penting yaitu pengangkatan pertama balok girder atau “erection girder” yang dilakukan di area Jalan Pemuda, Rawamangun, tepatnya pada area span P06-07B, yang berdekatan dengan Jakarta International Velodrome (JIV) dan Mall Arion.
“Girder ini merupakan salah satu struktur penopang utama untuk lintasan rel kereta LRT Jakarta Fase 1B,” kata Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo (Perseroda) Jakpro Iwan Takwin.
Iwan menjelaskan, Girder yang digunakan adalah jenis PCU girder dengan panjang 31.5 meter. Setiap spannya akan digunakan dua buah PCU girder untuk menopang dua jalur rel yang nantinya dibangun pada tahapan selanjutnya.
“Aspek keamanan selalu menjadi poin utama dalam pekerjaan proyek LRT Jakarta, tentunya diterapkan dalam pengerjaan pengangkatan girder ini,” jelas Iwan
SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita juga mengatakan hal senada bahwa, Waskita selalu mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam melakukan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi seperti pekerjaan erection girder. “Keamanan dan keselamatan kerja menjadi prioritas utama dalam melakukan setiap pekerjaan konstruksi. Sebagai informasi terkait K3, Waskita juga telah meraih penghargaan Safety Innovation untuk Proyek Jembatan Tol Musi KAPB dengan inovasi Moveable Mockup Table pada Erection Girder Bentang Non Standard pada ajang Indonesia Construction Safety Award (ICSA) tahun 2023,” kata Ermy.
Sebelum melakukan proses pengangkatan girder, tim proyek bersama dengan owner PT. Jakarta Propertindo (Perseroda) Jakpro dan Management Consultant telah menyusun safety dan risk analysis terkait metode pengangkatan secara matang. Setelah itu dilakukan sertifikasi terhadap alat angkat yang berupa pengecekan non-destructive test (NDT) dan wire sling oleh tim penilai PJK3 Disnaker.
Secara keseluruhan proses persiapan hingga pengangkatan girder ini menggunakan kesempatan window time yaitu Pukul 22.00 – 04.30 WIB, namun untuk proses pengangkatannya hanya memakan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam per girder.
Dalam proses pengangkatan girder ini, tim proyek bersama Jakpro turut melibatkan pihak Satlantas Kepolisian RI dan Dishub DKI untuk memastikan kelancaran lalu lintas.
“Perseroan berkomitmen untuk menyelesaikan proyek LRT Jakarta Fase 1B ini dengan tepat waktu dan tepat mutu. Untuk mendukung layanan transportasi publik yang masif, Waskita melakukan pekerjaan konstruksi sesuai dengan target yang telah ditentukan. Sampai saat ini proyek LRT Fase 1B mencapai progress sebesar 10,42% yang mengindikasikan deviasi positif dari rencana sebelumnya,” tambah Ermy.
Sebagai informasi, tim proyek Waskita melakukan sejumlah inovasi pada pembangunan LRT Jakarta Fase 1B, diantaranya adalah melakukan instalasi kabel yang ditanam didalam beton dengan menggunakan bor khusus. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tekanan yang lebih rendah, instalasi yang lebih aman dan perawatan yang lebih efisien. Selain itu, inovasi sistem pencahayaan dengan memanfaatkan penangkal petir sebagai media penghantar listrik yang disebut metode sistem elektrostatis.
Selanjutnya tim proyek juga melakukan inovasi Building Information Modeling (BIM) 7D yaitu dengan melakukan Electronic Document Management System (EDMS) dan Common Data Environment (CDE) dalam satu platform yaitu menggunkan Autodesk Construction Cloud (ACC), yang mana pada platform ini proses peninjauan dan persetujuan dokumen dapat dilakukan secara daring dan diakses oleh semua pemangku kepentingan.
“Pengembangan inovasi BIM menjadi hal yang wajib dilakukan selama pembangunan. BIM membuat proses pekerjaan pada proyek menjadi lebih mudah mulai dari pembuatan gambar kerja, review desain, mapping progress, sequence pekerjaan, quantity take off dan cost estimate, hingga koordinasi dengan pihak yang terlibat pada proses pembangunan proyek baik itu pemberi tugas, kontraktor, maupun konsultan. Selain itu, dengan adanya sistem data berbasis cloud maka seluruh proses kegiatan proyek dapat terekam dan tersimpan dengan baik juga dapat diakses secara realtime kapanpun dan dimanapun,” tutup Ermy.