PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (kode saham: WSKT) telah melakukan implementasi BIM pada setiap proyek yang dikerjakan. Hal ini menjadikan Waskita Karya sebagai tolok ukur (benchmark) bagi salah satu Universitas yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai narasumber pada ajang Teknik Sipil Internasional, Civil Expo ITS 2023. Topik yang dibahas yaitu mengenai “Pemanfaatan Building Information Modeling (BIM): Teknologi Berkelanjutan untuk Pembangunan Infrastruktur di Indonesia”. Tujuan seminar ini untuk memahami betapa pentingnya konstruksi digital berkelanjutan untuk menciptakan inovasi terobosan di era baru.
Selain itu Waskita juga telah diundang sebagai narasumber untuk memberikan pengalamannya dalam penerapan teknologi BIM diberbagai ajang konstruksi nasional maupun internasional, diantaranya, ESRI IMGIS Conference 2022 di California Amerika Serikat, Konferensi Nasional Teknik Jalan ke-15 2022, 27th ICOLD Congress & 90th Annual Meeting 2022 di Marseille Prancis, Geo Connect Asia 2023 di Singapore, Discuss & Sharing Session BIM Bina Marga Kementerian PUPR 2023 di Bandung, CDE Masterclass Autodesk 2023 di Jakarta dan GISTECH 2023 di Beijing Cina.
Direktur SDM, Pengembangan Sistem dan Legal, Ratna Ningrum mengatakan teknologi BIM juga sebagai salah satu tools untuk meminimalisir potensi kendala dalam pekerjaan konstruksi. BIM sendiri adalah sebuah platform digital yang dapat mengidentifikasi potensi kendala teknis pada sebuah proyek secara holistik sejak tahap perancangan (critical stage) hingga teknis penyelesaian proyek.
”Dengan memanfaatkan teknologi BIM, pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan menjadi sangat cepat, efisien, hemat serta menghasilkan kualitas yang baik,” Ucap Ratna
Untuk mencapai hal itu, dilakukannya proses digital construction dalam menciptakan sebuah perencanaan konstruksi yang baik dengan melakukan pemodelan 3D yang didapat dari pemodelan menggunakan BIM tools dan Digital Survey seperti lidar, laserscan dan fotogrametri. Model 3D dan hasil digital survey merupakan proses produksi informasi yang efektif dan efisien dengan produktifitas serta akurasi yang tinggi dalam memberikan informasi untuk banyak proses seperti perhitungan volume galian/ timbunan, progres pekerjaan, analisis, AI, data VR dan 3D printing.
Saat ini Teknologi BIM Waskita sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP) terkait volume pekerjaan sebagai pembanding terhadap perhitungan volume secara manual untuk pekerjaan utama sehingga bisa memastikan volume pekerjaan memiliki informasi pembanding sebagai rujukan dalam merencanakan anggaran dan pengendalian saat pelaksanaan, dapat mengidentifikasi volume pekerjaan sejak awal sehingga memiliki ruang untuk mengelola lebih baik dan untuk mengambil pengalaman dan standard anggaran dari proyek yang telah selesai untuk digunakan sebagai benchmark di masa depan dalam menawar, merencanakan serta mengendalikan proyek. “Integrasi BIM – ERP ini bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime,” kata Ratna.
Waskita berkomitmen untuk menjamin kualitas konstruksi sejumlah proyek, contohnya pada proyek bendungan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Waskita mampu menjadikan bendungan sebagai fungsinya yaitu dapat memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia, mulai dari penyedia air baku sebagai air minum, irigasi, pembangkit listrik, pengendali banjir serta pengembangan sektor pariwisata.
“Waskita sadar, air adalah sumber kebutuhan masyarakat Indonesia yang sangat krusial. Sebagai BUMN yang telah berpengalaman dalam bidang infrastruktur, Waskita menjamin kualitas konstruksi setiap bendungan yang dikerjakan menjadi andal, aman, dan berkelanjutan. Secara jangka panjang, Waskita berharap dapat berkontribusi positif dalam pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat di Indonesia juga peningkatan ketahanan air dan pangan secara nasional melalui karya bendungan yang dihasilkannya,” ucap Ratna.
Penerapan teknologi BIM menjadi salah satu faktor dalam percepatan proses pembangunan sejumlah proyek bendungan strategis nasional. Saat ini Proyek Bendungan Rukoh telah mencapai progres pembangunan 62,2%, Proyek Bendungan Jlantah mencapai 74,2%, Proyek Bendungan Jragung mencapai 28,8%, dan Proyek Bendungan Temef mencapai 67,8%. Seluruh bendungan tersebut telah mengimplementasikan teknologi BIM sehingga perseroan optimistis dapat menyelesaikan beberapa proyek bendungan pada 2023 hingga 2024 agar dapat segera berfungsi dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Saat ini, secara total Waskita mengerjakan sebanyak 93 proyek senilai Rp51,6 triliun. Proyek-proyek Waskita tersebut didominasi oleh proyek pemerintah dan BUMN, dengan rincian pengerjaan proyek dari pemerintah senilai Rp4,47 triliun atau setara dengan 46,07% dari keseluruhan proyek dan proyek dari BUMN/ BUMD senilai Rp3,13 triliun atau setara dengan 32,19%. Selain itu, Waskita Karya juga mengerjakan proyek dari Pemerintah Luar Negeri senilai Rp 1,92 triliun atau 19,82%, proyek dari Perusahaan Swasta senilai Rp 100 miliar (1,04%), serta Investasi senilai Rp 90 miliar atau 0,88%. Secara data, Waskita telah banyak andil dalam pembangunan infrastruktur SDA yang mencapai 14,7% dari total 93 proyek yang saat ini tengah dikerjakan, Perseroan telah menyelesaikan sejumlah kurang lebih sebanyak 15 bendungan.
“Teknologi juga merupakan salah satu langkah untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) perusahaan. Melalui penggunaan teknologi seperti Building Information Modeling (BIM), dapat dilakukan integrasi data dan analisis yang komprehensif terkait aspek waktu (4D), biaya (5D) hingga facility management (7D) yang dapat menunjang manajemen data di lingkup proyek. Dengan demikian, seluruh pihak yang terlibat dapat melaksanakan proses konstruksi secara terintegrasi dan lebih efisien.” tutur Ratna.
Waskita Karya optimistis dapat terus membangun infrastruktur Indonesia dengan kualitas yang terbaik. Lebih lanjut, kemampuan tersebut akan didukung oleh kondisi keuangan perusahaan yang akan mendapatkan penguatan permodalan melalui PT Hutama Karya pada 2024 sebesar Rp 12,5 triliun. Suntikan dana ini merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan pemerintah, sesuai usulan Kementerian BUMN, guna menunjang kebutuhan modal kerja PSN yang tengah dikerjakan oleh Waskita Karya.