President Director PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono pada Kamis (4/11) kemarin menjadi narasumber pada acara Zooming with Primus: Strategi BUMN Karya Dorong Kinerja. Selain Destiawan, ada narasumber lainnya yaitu Head of Research Samuel Sekuritas Suria Dharma, dan Ekonom Universitas Indonesia Toto Pranoto. Pada acara tersebut Destiawan banyak menjelaskan mengenai kinerja Waskita khususnya di kuartai III Tahun 2021 yang merupakan era dari pemulihan ekonomi Indonesia.
Hal itu tercermin dari geliat sektor konstruksi. Cara Perseroan menggenjot kinerja dijelaskan Destiawan dengan cara mengimplementasikan 8 stream penyehatan Waskita. Misalnya PMN yang sudah disetujui oleh DPR sebesar Rp7,9 Triliun untuk tahun 2021, diharapkan PP PMN terbit dalam waktu dekat dan dana cair di Desember 2021. Lalu Penjaminan Pemerintah, dimana sudah ditandatangani penjaminan pemerintah untuk obligasi sebesar Rp5,6 Triliun melalui PT PII pada tanggal 16 September 2021, kemudian sudah menerbitkan Obligasi III Tahun 2021 dengan penjaminan pemerintah senilai Rp1,77 Triliun, dan sudah ditandatangani penjaminan pemerintah untuk kredit sindikasi sebesar Rp8,0 Triliun melalui PT PII pada tanggal 29 Oktober 2021.
“Tak hanya itu, ada pula Restrukturisasi Utang Induk dan Anak Usaha, dimana telah melakukan restrukturisai utang bank pada induk dan anak usaha dimana secara konsolidasian Perseroan telah merstrukturisasi utang bank pada level 92,35% dari target dengan catatan restru Waskita Induk 21 Bank dengan nilai Rp29,24 T (100% Target), lalu restru Anak Usaha Rp16,62 T (81,38% dari target), dan restru Waskita Konsol Rp45,86 T (92,35% dari Target),” kata Destiawan Soewardjono.
“Untuk Divestasi Jalan Tol, sampai dengan September 2021 sudah mendivestasikan 4 ruas jalan tol, 1 atau 2 jalan tol sedang dalam proses negosiasi dengan investor termasuk didalamnya INA,” lanjut Destiawan.
Kemudian ada Penyelesaian Tol Khusus yang dalam tahap mencari strategic partnership untuk konstruksi jalan tol Kayu Agung – Palembang – Betung dan Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat akan dikembalikan lagi kepada PT Hutama Karya selaku pemegang konsesi Trans-Sumatra.
Kemudian ada Transformasi Bisnis yaitu refocusing bisnis ke infrastruktur air, bandara, top 3 proyek kereta api, dan ekspansi internasional dan GCG & Risk Management, pembentukan komite manajemen risiko untuk meminimalisir risiko operasional dan investasi di masa yang akan datang. “Fokus untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam rangka akselerasi pencapaian target kinerja Tahun 2021, dikarenakan sudah diterimanya dukungan modal kerja dengan penjaminan dari Pemerintah sebesar Rp8,0 Triliun,” ucap Destiawan.
Setelah itu, Destiawan menjelaskan bahwa Perseroan berencana untuk melakukan right issue pada tahun 2021 sehubungan dengan dukungan Pemerintah dalam bentuk PMN sebesar Rp7,90 T. PMN tersebut akan digunakan untuk penyelesaian proyek jalan tol di Sumatera dan Jawa. Untuk melindungi pemegang saham publik existing dari efek dilusi, Perseroan menawarkan right/HMTED untuk menjaga komposisi kepemilikan saham publik di Perseroan.
“Perseroan mengasumsikan dengan tereksekusinya penawaran right/HMTED tersebut maka terdapat proceed publik sebesar Rp4,00 T yang penggunaan dananya untuk modal kerja dan capex Perseroan Induk dan Anak Usaha,” beber Destiawan.
Aksi korporasi ini dijelaskan Destiawan masih dalam proses registrasi OJK dan sedang menunggu PP PMN dan diharapkan optimis selesai pada akhir tahun ini sehingga Perseroan akan fokus pada operasional dan perbaikan kinerja keuangan Perseroan. Sehubungan dengan harga right issue dan jumlah saham baru masih menunggu keputusan dari Kementerian BUMN. Setelah itu, Destiawan menjelaskan untuk periode YTD9M 2021, Perolehan NKB sebesar Rp12,01 T yang terdiri dari proyek investasi/business development (68,05%), Pemerintah (24,96%), proyek BUMN (4,48%) dan proyek swasta (2,51%).
Berdasarkan tipe proyek, pencapaian kontrak baru pada periode YTD9M 2021 berasal dari Jalan & Jembatan (58,89%), Bangunan (13,03%), Infrastruktur Air (12,30%), Anak Usaha (11,40%), EPC (3,50%) dan lain-lain (0,88%). Target perolehan NKB tahun 2021 adalah sekitar Rp18-20 T Sampai dengan saat ini Perseroan masih optimis untuk dapat mencapai target NKB sampai dengan akhir tahun. Acara Zooming with Primus: Strategi BUMN Karya Dorong Kinerja ini berlangsung selama 1 jam.