Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Muhammad Hanugroho didampingi Direktur Operasi II Waskita Karya Dhetik Ariyanto mengunjungi lokasi pembangunan Bendungan Jlantah dan Jragung di Jawa Tengah. Ia melihat langsung progress pengerjaan kedua proyek tersebut sekaligus berdiskusi dengan para tim di sana.
Pria yang akrab disapa Oho itu mengungkapkan, pembangunan Bendungan Jlantah sudah hampir selesai. Bahkan memasuki pekan keempat bulan ini, realisasinya mencapai 86,09 persen.
Ia menyebutkan, bendungan yang didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter tersebut memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3). Diyakini, keberadaan bendungan ini dapat membawa banyak manfaat.
“Salah satu manfaatnya sebagai penyuplai kebutuhan air baku 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar,” ujar Oho dalam keterangan resminya, Jumat (26/7/2024). Manfaat berikutnya, kata dia, sebagai irigasi atau mengairi 1.494 hektar (ha) persawahan di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo, kabupaten Karanganyar.
Bendungan Jlantah pun mampu mereduksi banjir hingga 70,33 meter kubik per detik (m3/dt) dengan volume 1,436 juta m3. Dijelaskan, Bendungan tersebut berpotensi pula sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, dengan sebesar 625 kilowatt (kw).
“Melihat lokasinya yang cukup strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru di Desa Tlobo dan Karangsari, maka bendungan ini pun dapat menjadi objek wisata. Ada kesempatan untuk mengembangkan bidang pariwisata dan agrowisata,” tuturnya.
Oho melanjutkan, berbeda dengan Jlantah, kemajuan pembangunan Bendungan Jragung telah menyentuh hampir 50 persen. Sampai bulan depan ditargetkan realisasinya bisa menembus 58 persen.
Disebutkan, bendungan yang berada di Kabupaten Semarang ini akan menyuplai kebutuhan air baku di beberapa daerah di Jawa Tengah. Suplai mencakup sebesar 500 l/dt untuk Semarang, 250 l/dt ke Demak, serta 250 l/dt untuk Grobogan.
Kemudian bermanfaat menyuplai air irigasi di persawahan seluas 4.528 ha. “Bendungan Jragung turut berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro berkapasitas sebesar 1.400 kw dan berkesempatan pula dikembangkan menjadi agrowisata,” jelas dia.
Sebagai informasi, kedua bendungan di atas merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Adapun total nilai kontrak Bendungan Jlantah sebesar Rp 956 miliar, sementara Jragung senilai Rp 2,3 triliun.
Waskita Karya sebagai kontraktor memastikan pengerjaan kedua proyek tersebut bisa rampung tepat waktu. Sebelumnya, sudah ada 64 PSN yang berhasil diselesaikan pembangunannya oleh perusahaan.
“Waskita Karya sebagai BUMN Konstruksi berupaya menjaga kepercayaan pemerintah yang telah menunjuk kami untuk mengerjakan proyek Bendungan ini. Diharapkan bisa selesai tepat waktu, agar masyarakat segera dapat merasakan manfaatnya,” ujar Oho.