PT Waskita Karya (Persero) Tbk melalui Komisaris Independen Muradi, Direktur Utama Destiawan Soewardjono, Direktur Operasi III Warjo beserta Direksi Anak Perusahaan, menjalin kesepakatan kerja sama pengembangan bisnis pembangkit energi terbarukan dengan dua perusahaan konstruksi dan energi terbesar di Jepang, Kajima Corporation dan J. Power.
Destiawan dalam kunjungan kerjanya di Tokyo menjelaskan bahwa studi banding yang dilakukan delegasi Waskita Karya ini berkesempatan untuk meninjau beberapa lokasi Proyek Kajima di Jepang yang relevan dan sedang berlangsung. “Selain meninjau proyek, Waskita bersama Kajima juga bersepakat melakukan sharing knowledge dan riset bersama yang dimulai dengan kunjungan ke Kajima Technical Research Institute di Tokyo. Kajima juga membuka kesempatan untuk berkolaborasi dalam pengembangan ilmu keteknikan di Indonesia. Selain itu, Waskita Karya dengan Kajima dan J. Power juga bersepakat untuk mengembangkan bisnis pembangkit energi terbarukan di Indonesia” terang Destiawan.
Pada kesempatan yang sama, delegasi Waskita Karya juga melakukan pertemuan dengan Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi di Wisma Duta KBRI Tokyo. Heri dalam arahannya memberikan dukungan penuh penguatan kerja sama Waskita Karya dengan kontraktor Jepang, khususnya sinergi bisnis dan riset di dunia konstruksi. “Pentingnya dilakukan kerjasama dengan Kontraktor Jepang, yaitu Kajima dan TOA oleh Waskita. Hal ini untuk mendukung kompetensi engineer kita dalam peningkatan mutu pekerjaan yang merujuk pada standar pelaksanaan di Jepang,” ungkap Heri.
Heri menjelaskan bahwa potensi turunan dari energi terbarukan cukup banyak dan dibutuhkan di Jepang seperti Amonia; hidrogen cair serta smelther untuk nikel. Sehingga diharapkan Waskita Karya dapat terus mendorong dan menggali peluang kerjasama dengan perusahaan di Jepang yang tidak terbatas hanya di bidang teknis konstruksi saja, namun termasuk tentang pembiayaan infrastruktur. “Beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti Ibukota Negara (IKN) diperlukan sinergi antara Kontraktor Jepang dan Kontraktor Indonesia. Untuk itu, kerjasama ini sangat diharapkan berjalan dengan baik khususnya pada pekerjaaan di IKN,” tambah Heri.
Heri memaparkan bahwa dalam mendukung hal tersebut kebutuhan untuk kolaborasi riset antara Waskita, Kajima serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga perlu dilakukan untuk peningatan kompetensi dan memaksimalkan potensi lokal yang mendukung pembangunan. “Saya mendorong adanya joint research antara Waskita Karya, perusahaan Jepang beserta akademisi di Indonesia. Perlu dilakukan kolaborasi terintegrasi yaitu menggali peluang bisnis melalui strategic partneship, serta penguatan kapasitas riset dan innovation melalui joint research bersama Kajima, Waskita, dan BRIN,” jelas Heri.