PT Waskita Karya (Persero) Tbk membukukan laba kotor sebesar Rp400 Miliar pada laporan keuangan Triwulan I 2023 (1Q23). Angka tersebut meningkat 21,47% YoY ditengah kondisi COGS (Cost of Good Sold) yang lebih rendah dimana harga bahan baku konstruksi yang kian stabil.
Perseroan juga tengah melakukan review Implementasi MRA (Master Restructuring Agreement), dimana review ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi Waskita untuk dapat melakukan proses bisnisnya dengan lebih baik lagi. Kepastian modal kerja, pengelolaan arus kas yang lebih lancar dengan tetap mengedepankan kredibilitas dan akuntabilitas, serta penyelesaian atas segala kewajiban yang ada.
SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita menjelaskan selain laba kotor, korporasi juga mencatat EBITDA yang positif. “EBITDA TW1 2023 tercatat sebesar Rp660 Miliar atau meningkat 101% YoY sebagai dampak meningkatnya laba kotor dan penurunan beban bunga selama triwulan pertama 2023,” ujar Ermy.
Perseroan juga mencatatkan tingkat winning rate tender sebesar 33,33% pada TW1 2023. Hal ini menunjukkan bahwa Perseroan sangat kompetitif diantara kompetitor lainnya. “Kami berharap pencapaian nilai kontrak baru tahun ini mencapai Rp20 Triliun,” tutur Ermy.
Selain itu, Waskita membukukan volume penjualan sebesar Rp2,3 Triliun. Pendapatan ini dari sektor jasa konstruksi yang meningkat 15% YoY dan memberikan kontribusi hingga 84% terhadap total pendapatan. Pendapatan Jalan Tol dan Penjualan Produk Pracetak meningkat sebagai refleksi dari pengoperasian jalan tol dan volume produksi di WSBP.
Strategi Perseroan dalam memperbaiki kinerja keuangan salah satunya meminimalisir proyek-proyek non-turnkey payment. Tercatat pada laporan kontrak baru Waskita TW1 2023 terdiri dari 97,78% non-turnkey payment. “Dalam hal pengoperasian proyek, 43,57% kontrak baru merupakan kontrak bersama (joint venture) yang dimana memberikan lebih banyak manfaat bagi Perusahaan. Terlebih yaitu meminimalisir risiko financial dalam penerapan metode teknologi, memberdayakan kapabilitas sumber daya manusia melalui transfer knowledge, dan meningkatkan Bid Win Rate Tender,” tambah Ermy.
Sebagai informasi, sebelumnya Perseroan memenangi nilai kontrak IKN sebesar Rp4,16 Triliun di tahun 2022. Sementara sejak Januari hingga Maret 2023 ini, Perseroan sudah mendapatkan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp4,7 Triliun atau sebesar 20% dari target NKB di tahun 2023. Berdasarkan segmentasi proyek tersebut didominasi berasal dari proyek Pemerintah sebesar 63,50%, BUMN & BUMD sebesar 22,68% dan sisanya dari entitas Anak Perusahaan sebesar 13,83%. Hal ini sejalan dengan target Perseroan yang menargetkan pembayaran melalui monthly payment. “Dengan monthly payment arus kas Waskita berjalan dengan lancar,” jelas Ermy.
Salah satu dari proyek yang didapat Perseroan yaitu proyek di Luar Negeri, proyek pembangunan Bandara Suai dan Jalan Sakato – Noefafan yang rampung pada 2020.
“Setelah itu Waskita juga memperoleh proyek pekerjaan Bandara Internasional President Nicolau Lobato yang ada di Timor Leste dengan total nilai kontrak Rp1,1 Triliun. Dan tahun 2022 Waskita kembali dipercaya Pemerintah Timor Leste untuk mengerjakan proyek Jalan Noefefan – Oenuno di Oé-Cusse, Timor Leste senilai 22,1 juta dolar AS atau setara dengan Rp 322 Milliar,” tutup Ermy.
Perseroan berkomitmen untuk menyelesaikan proyek – proyek yang sedang dikerjakan dengan tepat waktu dan selalu menjunjung tinggi Quality, Health, Safety and Environment (QHSE). Perseoran juga bertekad untuk menjadi kontraktor terkemuka dengan pengembangan ESG yang maju dengan membangun ekosistem yang berkelanjutan dengan kualitas tinggi, prudent serta melalui implementasi QSHE yang ketat.