PT Waskita Karya (Persero) Tbk berhasil menerima good funds sebesar Rp3,28 Triliun melalui penerbitan obligasi dan sukuk dengan penjaminan Pemerintah. Dana yang diterima Perseroan tersebut akan digunakan untuk refinancing serta sebagai modal kerja proyek tol Kayu Agung – Palembang – Betung. Obligasi dan sukuk tersebut juga telah resmi tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 3 Mei 2022. Dengan good funds tersebut, Perseroan juga berhasil melaksanakan pelunasan atas pokok dan bunga Obligasi III Waskita Karya Tahap IV Tahun 201 9 seri A yang jatuh tempo pada tanggal 1 6 Mei 2022 dengan total sebesar Rp528 Miliar. Pelunasan pokok dan bunga Obligasi ini merupakan bentuk dari komitmen Perseroan untuk senantiasa melaksanakan kewajibannya kepada para investor obligasi.
Perseroan masih fokus melaksanakan proses restrukturisasi dan masih terdampak second wave pandemi pada tahun 2021 . Namun demikian, pendapatan usaha 4Q 2021 telah menunjukkan tren positif dengan meningkat sebesar 1 4,58% YoY. Tren positif tersebut paling besar dikontribusi oleh pendapatan jasa konstruksi dan jalan tol. Pendapatan asset recycling juga sesuai target dengan keuntungan sebesar Rp2,65 Triliun.
Transformasi bisnis yang telah dijalankan dengan lean juga berdampak positif bagi Perseroan dengan beban usaha yang turun signifikan pada tahun 2021 . Penurunan beban usaha ini berasal dari penurunan beban pokok pendapatan sebesar 68,22% YoY, penurunan beban penjualan sebesar 88,08% YoY serta penurunan beban umum dan administrasi sebesar 47,89% YoY. Beban keuangan utang lama juga mengalami penurunan sebesar 36,49% YoY pada 4Q 2021 dengan adanya Master Restructuring Agreement (MRA) dan pembayaran sebagian pokok utang di tahun 2021 .
Jumlah aset tahun 2021 sebesar Rp103,60 Triliun, atau meningkat sebesar 2,81 % YoY disebabkan oleh peningkatan aset lancar dalam bentuk kas yang berasal dari PMN dan rights issue tahun 2021 . Di sisi lain, aset tidak lancar mengalami penurunan disebabkan oleh transaksi asset recycling yang dilakukan oleh Perseroan selama 2021 . Perseroan juga mencatatkan liabilitas sebesar Rp88,1 4 Triliun, atau menurun sebesar 1,34% YoY disebabkan oleh penurunan utang usaha. Ekuitas Perseroan sebesar Rp15,46 Triliun, atau meningkat sebesar 35,28% YoY. Kemampuan likuiditas Perseroan pada tahun 2021 juga menunjukkan tren membaik dengan masih positifnya arus kas dari operasional, proceeds dari asset recycling pada aktivitas investasi, serta dukungan proceeds rights issue pada aktivitas pendanaan.
Direktur Utama Perseroan, Destiawan Soewardjono mengatakan, “Kinerja keuangan Perseroan tahun 2021 berjalan sesuai target jangka menengah restrukturisasi yang disepakati dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN. Tahun 2022 Perseroan akan lebih fokus pada perolehan kontrak baru dengan target Rp30 Triliun, penyelesaian proyek tertunda, melanjutkan restrukturisasi secara Grup dan melanjutkan strategic partnership dengan para investor, termasuk INA untuk melakukan asset recycling. Dengan adanya dukungan Pemerintah melalui PMN, Perseroan juga akan fokus menyelesaikan konstruksi jalan tol hingga titik tertentu, yang akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan jalan tol dan juga akan mempermudah proses strategic partnership dengan para calon investor. Dengan asset recycling yang sangat membantu penurunan kerugian Perseroan ini, diharapkan kedepannya Perseroan dapat mencatatkan kinerja yang positif.”
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perseroan, Taufik Hendra Kusuma juga menyampaikan apresiasi kepada para pemegang obligasi dan sukuk yang telah berpartisipasi dalam aksi korporasi Perseroan.
“Kinerja Perusahaan mulai membaik. Sukuk yang diterbitkan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe), didukung dengan hasil rating Pefindo BBB dengan outlook stable, membaik dibanding sebelumnya. Selanjutnya Perseroan akan melanjutkan agenda restrukturisasi melalui penerbitan obligasi/sukuk dengan penjaminan Pemerintah pada semester kedua tahun ini,” jelas Taufik.